Judul : PAKAIAN ADAT BUNDO KANDUANG DAN PANGULU DI NAGORI KOTO NAN GODANG KOTA PAYAKUMBUH
Penulis : M. Arif Dt. Bijo Nan Hitam
Penyunting : Feni Efendi
Penata letak : Feni Efendi
Desain cover : Feni Efendi
Diterbitkan oleh:
Penerbit Fahmi Karya
Kantor pemasaran: Jl. Gunung Bungsu, RT 01/RW 02, Sumur Cindai, Kelurahan Tiakar, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231.
Email: penerbitfahmikarya@gmail.com
www.fahmikarya.com
HP/WA: 0813-3332-3700/081268320027/081377856115
ISBN 978-623-88538-2-3
Cetakan Pertama, September 2023
xvi + 106 hlm: 21,59 x 27,94 cm
Front Times New Roman 1 Spasi, Size 12
SINOPSIS
Koto Nan Godang merupakan sebuah nagari adat yang terletak di Kota Madya Payakumbuh. Nagari ini dikenal sebagai daerah yang masih memegang teguh adat istiadat Minang di Sumatera Barat. Para Niniak Mamak, Bundo Kanduang, dan masyarakat masih mempertahankan tradisinya. Dalam Kehidupan sehari-hari, kaum perempuan Koto Nan Gadang sangat memperhatikan tata aturan dalam melaksanakan upacara adat, termasuk dalam cara berpakaian.
Ada belasan jenis pakaian adat yang harus dipakai oleh kaum perempuan dalam menyeleggarakan upacara adat baik menurut umur, tingkat sosial, dan cara memakainya. Kain yang dipakai adalah kain tenun Koto Nan Godang yang disebut kain adat. Kain adat yang ditenun tidak hanya dipakai untuk kaum perempuan, tetapi juga digunakan sebagai pelengkap pakaian kebesaran seorang penghulu, seperti kain adat ‘cukia kuning’ untuk sandang, ‘cawek’ untuk ikat pinggang, dan ‘popek koto godang’ sebagai sarung.
Sudah merupakan keharusan bagi seorang ibu di Koto Nan Godang mempersiapkan perangkat pakaian adat untuk anak gadisnya. Anak gadis itu nantinya harus menggunakan pakaian yang tepat saat mengikuti upacara adat. Seorang ibu akan merasa malu jika anak gadisnya tidak mempunyai pakaian untuk menghadiri upacara adat di kampungnya.
Kegiatan bertenun di Koto Nan Godang dikerjakan oleh perempuan di bawah kolong Rumah Gadang. Kepandaian bertenun diwarisi dari ibu kepada anak perempuannya. Alat bertenun yang diwarisi itu disebut ‘ponte’. Balai Cacang dikenal sebagai tempat kegiatan bertenun sejak dahulu. Akan tetapi, tidak banyak perempuan yang bertenun untuk saat ini.
Buku ‘Pakaian Adat Perempuan Koto Nan Gadang’ ini merupakan bunga rampai dari kumpulan foto pakaian adat serta kegiatan kaum perempuan Koto Nan Godang dalam setiap upacara adat. Foto-foto yang dikumpulkan berasal dari beberapa buku yang dibuat oleh peneliti seta sumbangan foto pribadi dari para Bundo Kanduang. Kepada para Bundo Kanduang, tanpa menyebutkan nama satu persatu, penyusun menyampaikan rasa terima kasih atas tersusunnya buku ini.
Posting Komentar