Pajacombo: Imajinasi tentang Perencanaan Kota dan Ruang Publik Masa Depan di Kota Payakumbuh

 


Judul Buku             : Pajacombo: Imajinasi tentang Perencanaan Kota dan Ruang Publik Masa Depan di Kota Payakumbuh

Penulis                    : Feni Efendi, Nahdatul Hazmi, Weriantoni, Wendra Yunaldi

Penyunting             : Feni Efendi

Penata Letak           : Feni Efendi

Desain Sampul       : Feni Efendi

               

Diterbitkan oleh:

Penerbit Fahmi Karya

Jl. Gunung Bungsu, Sumur Cindai, RT 01/RW02, Kel. Tiakar, Kec. Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231

Email: penerbitfahmikarya@gmail.com

Hp/WA: 0813-3332-3700/081268320027/081377856115

 

ISBN 978-623-88775-7-7

Cetakan Pertama, Maret 2024

viii + 215 hlm: 15,5 x 23 cm

Front Palatino, 1,15 Spasi, Size 11


SINOPSIS

Buku ini merupakan bagian kedelapan dari buku Pajacombo. Bagian pertama berjudul Pajacombo: Literatur Tentang Tanah Payau; bagian kedua Pajacombo: Dalam Catatan dan Ingatan, dan bagian ketiga berjudul Pajacombo: Dalam Narasi Cagar Budaya, bagian keempat Pajacombo: Potret di Zaman Hindia Belanda, bagian kelima berjudul Pajacombo: Sentral Ekonomi, Sosial, dan Pembangunan (bersama Weriantoni), bagian keenam berjudul Pajacombo: Potensi Ekonomi Kota Dan Daya Saing (bersama Weriantoni), bagian ketujuh berjudul: Pajacombo: Dalam Album Foto Djoesa Anas (bersama Prima Yanuarita). Dan bagian kedelepan ini berjudul Pajacombo: Imajinasi tentang Perencanaan Kota dan Ruang Publik Masa Depan di Kota Payakumbuh. Semoga saja bisa menyusul bagian kesembilan, kesepuluh dan seterusnya untuk ke depan.

Di dalam buku Pajacombo bagian kedelapan ini tentang perencanaan landmark kota yang dibutuhkan di masa depan seperti gerbang kota, masjid raya, kampung, gedung kebudayaan, museum kota, rusun, taman kota, stadion, dll. Dan penulis buku ini bersama Nahdatul Hazmi, Weriantoni, dan Wendra Yunaldi, yang merupakan para akademisi yang mengajar di kampus-kampus Sumatera Barat. Dengan adanya buku Pajacombo ini semoga semakin menambah khazanah keilmuan dan memori kolektif di Payakumbuh.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama